
PETAK UMPET MAKNA DAN IDENTITAS
Sepilihan Esai Sastra
Rp100000.00Rp80000.00
Judul: PETAK UMPET MAKNA DAN IDENTITAS, Sepilihan Esai Sastra
Penerbit: Yayasan Mata Pelajar Indonesia
Seri: Pustaka Sastra
Penulis: M. Irfan Hidayatullah
ISBN: 878-623-88403-5-9
Penyunting: Nizar Machyuzaar
Desain sampul dan tata letak: Tim Kreatif MPI
Penerbit: Yayasan Mata Pelajar Indonesia
Yayasan Mata Pelajar Indonesia, 03-2023-PS
CetakanI, Maret 2023, 300 eks
Ukuran: 192, 15 x 21 cm
Harga: Rp80.000,00
Sinopsis:
Sastra pesantren adalah sebuah konstruksi estetika kesastraan yang khas yang memiliki kekuatan ruh transenden yang khas pula. Hal ini, karena pesantren adalah sebuah ruang subkultur yang telah terbentuk sekian lama dan telah menjadi habitus tersendiri. Dan sastrawan santri adalah sastrawan yang berhasil mengeksplorasi ruh kepesanteranan tersebut dalam karya-karyanya.
Permasalahan yang timbul pada kondisi saat ini adalah kebergeseran. Ya, kebergeseran ruh yang telah menjadi nyawa kesastrapesantrenan ke arah ruh esetika sastra nonpesantren yang berbau filsafat Barat yang telah sangat umum bahkan bersifat global. Kebergeseran estetika ini muncul seiring kebergeseran nilai tradisi pesantren ke arah tradisi modern bahkan postmodern yang (seakan) memiliki nilai gengsi tinggi.
Hal ini saya lihat dalam salah satu puisi Gus Mus dalam kumpulan Tadarus (1993: 50-51) yang berjudul “Lirboyo, Kaifal Haal?”. Ya, saya melihat kecemasan di sana. Kecemasan sebagai refleksi adanya pergulatan nilai.
LIRBOYO, KAIFAL HAAL?
Lirboyo,
Masihkah tebu-tebu berderet manis sepanjang jalan
menyambut langkah gamang santri anyar menuju
gerbangmu? Ataukah seperti dimana-mana telah
digantikan bangunan-bangunan bergaya spanyolan dan
pabrik-pabrik yang angkuh?
Lirboyo,
Masihkah mercusuar-mercusuar petromaks sepanjang
bambu setia menunggui para santri bersaharul-layaali?
Ataukah tentunya neon-neon benderang kebiruan yang
berjaga kini seperti bola-bola lampu menggantikan
teplok-teplok gothaan?
Biodata Penulis
M. Irfan Hidayatullah adalah dosen Prodi Sastra Indonesia Unpad. Ia aktif di komunitas Forum Lingkar Pena sejak tahun 2000. Kumpulan puisinya yang sudah terbit: Perjalanan yang Bulan (Pustaka Latifa, 2007), Reriak Jiwa (Qua Wacana, 2015), dan Ada Titik Menari Samar Sekali (Balatin Press, 2018). Ia juga telah membuat dan menerbitkan lagu baik secara grup bersama Mupla (6 album sejak 2015), maupun secara solo. Lagu2nya dapat ditemukan di platform digital atas nama Riak Jiwa dan Irfan Mupla. Untuk berkomunikasi lebih lanjut, Irfan, bisa dihubungi di berbagai media sosial: @hidayatullahirf (twitter), @hidayatullahirfan (FB dan IG), dan @mirfanhidayatullah (Tik Tok). Selain itu, Anda juga dapat mengunjungi dan berdiskusi di laman pribadinya, yakni di www.irfanhidayatullah.com.
